Aplikasi Konsep Tekanan Zat dalam Mahluk Hidup
Apakah
konsep tekanan zat yang telah kamu pelajari juga terdapat pada makhluk hidup?
Konsep tekanan zat juga terdapat pada makhluk hidup, misalnya pada mekanisme
pengangkutan air dan nutrisi pada tumbuhan, tekanan darah manusia, dan tekanan
gas pada proses pernapasan. Kamu penasaran bukan dengan semua itu? Ayo kita
pelajari dengan saksama!
Pengangkutan
Air dan Nutrisi pada Tumbuhan
Masih
ingatkah kamu berkas pengangkut pada tumbuhan? Xilem dan em adalah jarinan
eperti taun an erperan dalam item pengangkutan. Air dan mineral dari dalam
tanah akan diserap oleh akar, kemudian diangkut melalui xilem ke bagian batang
dan daun tumbuhan. Zat makanan yang dibuat di daun akan diangkut melalui em ke
aian lain tumuhan an memerlukan at makanan. Lalu bagaimana mekanisme
pengangkutan air, mineral, dan nutrisi tersebut?
a. Pengangkutan Air pada Tumbuhan
Masih
ingatkah kamu susunan jaringan pada akar mulai dari jaringan terluar hingga
terdalam? Jaringan-jaringan itulah yang akan dilalui oleh air ketika masuk ke
dalam tumbuhan. Perhatikan gambar berikut untuk mengetahui jaringan yang
dilalui oleh air ketika masuk ke dalam
akar.
Pertama-tama,
air diserap oleh rambut-rambut akar. Kemudian, air masuk ke sel epidermis
melalui proses secara osmosis. Selanjutnya, air akan melalui korteks. Dari
korteks, air kemudian melalui endodermis dan perisikel. Selanjutnya, air masuk
ke jaringan xilem yang berada di akar. Setelah tiba di xilem akar, air akan
bergerak ke xilem batang dan ke xilem daun! Tumbuhan tidak mempunyai mekanisme
pemompaan cairan seperti pada jantung manusia. Lalu, bagaimanakah air dapat
naik dari akar ke bagian tumbuhan lain yang lebih tinggi? Perhatikan Gambar diatas
tentang pergerakan air dari akar menuju daun!
Air dapat diangkut naik dari akar ke bagian tumbuhan lain yang lebih tinggi dan diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan karena adanya daya kapilaritas batang. Sifat ini seperti yang terdapat pada pipa kapiler. Pipa kapiler memiliki bentuk yang hampir menyerupai sedotan akan tetapi diameternya sangat kecil. Apabila salah satu ujung pipa kapiler dimasukkan ke dalam air, air yang berada pada pipa tersebut akan lebih tinggi daripada air yang berada di sekitar pipa kapiler. Begitu pula pada batang tanaman, air yang berada pada batang tanaman akan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan air yang berada pada tanah.
Daya
kapilaritas batang dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi. Kohesi
merupakan kecenderungan suatu molekul untuk dapat berikatan dengan molekul lain
yang sejenis. Adhesi adalah kecenderungan suatu molekul untuk dapat berikatan
dengan molekul lain yang tidak sejenis. Melalui gaya adhesi, molekul air
membentuk ikatan yang lemah dengan dinding pembuluh. Melalui gaya kohesi akan
terjadi ikatan antara satu molekul air dengan molekul air lainnya. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya tarik-menarik antara molekul air yang satu dengan
molekul air lainnya di sepanjang pembuluh xilem.
Selain disebabkan
oleh gaya kohesi dan adhesi, naiknya air ke daun disebabkan oleh penggunaan air
di bagian daun atau yang disebut dengan daya isap daun. Air dimanfaatkan oleh
tumbuhan dalam proses fotosintesis. Pada daun, air juga mengalami penguapan.
Penguapan air oleh daun disebut transpirasi. Penggunaan air oleh bagian daun
akan menyebabkan terjadinya tarikan terhadap air yang berada pada bagian xilem
sehingga air yang ada pada akar dapat naik ke daun.
b. Pengangkutan Nutrisi pada Tumbuhan
Semua bagian
tumbuhan, yaitu akar, batang, daun, dan bagian lainnya memerlukan nutrisi. Agar
kebutuhan nutrisi di setiap bagian tumbuhan terpenuhi, maka dibutuhkan suatu
proses pengangkutan nutrisi hasil fotosintesis berupa gula dan asam amino ke
seluruh tubuh tumbuhan. Pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
tubuh tumuhan terjadi melalui pemuluh floem.
Pengangkutan
zat-zat hasil fotosintesis dimulai dari sumbernya, yaitu daun (daerah yang
memiliki konsentrasi gula tinggi) ke bagian tanaman lain yang dituju (daerah
yang memiliki konsentrasi gula rendah) dengan dibantu oleh sirkulasi air yang
mengalir melalui pemuluh xilem dan floem. perhatikanlah gambar berikut.
Tekanan
Darah pada Sistem Peredaran Darah Manusia
Tekanan yang
terdapat pada pembuluh darah memiliki prinsip kerja seperti hukum Pascal. Hal
ini karena tekanan pada pembuluh darah merupakan tekanan yang berada pada ruang
tertutup. Pada saat jantung memompa
darah, darah akan mendapatkan dorongan sehingga mengalir melalui pembuluh
darah. Saat mengalir dalam pembuluh darah, darah memberikan dorongan pada
dinding pembuluh darah yang disebut dengan tekanan darah. Agar tekanan darah
tetap terjaga, maka pembuluh darah harus terisi penuh oleh darah. Bila terjadi
kehilangan darah akibat kecelakaan atau penyakit, tekanan darah dapat hilang,
sehingga darah tidak dapat mengalir menuju selsel di seluruh tubuh. Akibatnya,
sel-sel tubuh akan mati karena tidak mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi.
Tekanan
darah diukur dengan menggunakan sebuah alat yang bernama sphygmomanometer, ada
pula yang menyebutnya dengan tensimeter seperti yang terdapat pada Gambar
berikut.
Tekanan
darah diukur di dalam pembuluh nadi (arteri) besar yang biasanya dilakukan di
tangan bagian lengan atas. Coba perhatikan Gambar berikut! Tekanan darah yang
normal berkisar antara 120/80 mmHg. Angka pertama menunjukkan tekanan saat
bilik berkontraksi dan darah terdorong keluar dari bilik jantung melalui
pembuluh arteri disebut angka sistol. Angka kedua, yaitu yang lebih rendah
adalah hasil pengukuran tekanan saat bilik relaksasi dan darah masuk menuju
bilik jantung, tepat sebelum bilik-bilik ini berkontraksi lagi, disebut angka diastole.
Pada proses
pengukuran tekanan darah juga berlaku hukum Pascal. Masih ingatkah kamu
pernyataan hukum Pascal?
Menurut
Pascal tekanan yang diberikan kepada zat cair dalam ruang tertutup akan
diteruskan ke segala arah dengan besar yang sama.
Dengan
demikian, tekanan darah yang berada pada bagian aorta, akan sama dengan tekanan yang ada pada arteri atau
pembuluh nadi yang ada di lengan atas atau di bagian tubuh yang lainnya.
Tekanan Gas
pada Proses Pernapasan Manusia
Di dalam
paru-paru tepatnya di alveolus terjadi pertukaran antara oksigen (O2) dan
karbon dioksida (CO2). Setiap menit paru-paru dapat menyerap sekitar 250 mL O2
dan mengeluarkan sebanyak 200 mL CO2. Proses pertukaran antara O2 dengan CO2
terjadi secara difusi, yaitu proses perpindahan zat terlarut dari daerah yang
memiliki konsentrasi dan tekanan parsial tinggi ke daerah yang memiliki
konsentrasi dan tekanan parsial rendah.
Tekanan
parsial adalah tekanan yang diberikan oleh gas tertentu dalam campuran gas
tersebut. Pada bagian ini yang dimaksud dengan tekanan parsial adalah tekanan
O2 dan CO2 yang terlarut di dalam darah. Tekanan parsial O2 diberi simbol PO2,
sedangkan tekanan parsial CO2 diberi simbol PCO2. Pada sistem peredaran darah,
tekanan parsial antara O2 dan CO2 bervariasi pada setiap organ. Darah yang
masuk ke paru-paru melalui arteri pulmonalis memiliki PO2 yang lebih rendah dan
PCO2 yang lebih tinggi daripada udara di dalam alveoli (alveoli merupakan jamak
dari alveolus).
Pada saat
darah memasuki kapiler alveoli, CO2 yang terkandung dalam darah berdifusi
menuju alveoli dan O2 yang terkandung dalam udara di alveoli berdifusi ke dalam
darah. Akibatnya PO2 dalam darah menjadi naik (banyak mengandung oksigen) dan
PCO2 dalam darah menjadi turun (sedikit mengandung karbondioksida). Darah tersebut
selanjutnya menuju ke jantung, kemudian dipompa ke seluruh bagian tubuh. Pada
saat darah tiba di jaringan tubuh, O2 dalam darah tersebut mengalami difusi
menuju jaringan tubuh. Kandungan CO2 dalam jaringan tubuh lebih besar dari pada
kandungan CO2 dalam darah, sehingga CO2 dalam jaringan tubuh mengalami difusi
ke dalam darah. Setelah melepaskan O2dan membawa CO2 dari jaringan tubuh, darah
kembali menuju jantung dan dipompa lagi ke paru-paru. Perhatikan Gambar berikut
Selain itu
tekanan juga terjadi pada proses berikut:
1. Proses
pernapasa
Tekanan gas
di sistem pernapasan manusia dapat terjadi akibat perubahan volume paru-paru
kita. Bila volume paru-paru membesar, tekanan akan turun dan udara masuk ke
paru-paru. Bila volume paru-paru mengecil, tekanan akan naik dan udara keluar
paru-paru.
Jawaban panjang:
Hukum gas
ideal yang menyatakan bahwa:
pV = nRT
p = nRT / V
dimana:
p = tekanan
V = volume
n = jumlah
molekul
R =
konstanta gas ideal
T = suhu
Dari sini
terlihat bahwa tekanan (p) berbanding terbalik dengan volume (V) artinya, bila
volume meningkat (mengembang), maka tekanan akan menurun. Sebaliknya, bila
volume menurun (mengempis), maka tekanan akan naik.
Prinsip
perubahan tekanan akibat perubahan volume ini terjadi pada saat kita bernafas.
Udara akan bergerak dari tempat dengan tekanan tinggi menuju ke tempat
bertekanan rendah. Dengan mengatur volume paru-paru, kita bisa mengatur tekanan
udara di paru-paru, dan pada akhirnya mengatur apakah udara keluar atau masuk
di tubuh kita.
Saat kita
menarik nafas, diafragma akan bergerak ke atas, volume paru-paru akan
meningkat, dan tekanan udara di paru-paru akan menurun. Akibatnya, udara dari
luar tubuh kita akan masuk ke dalam paru-paru.
Demikian pula sebaliknya, saat kita menghembuskan nafas, diafragma akan bergerak turun, volume paru-paru akan berkurang, dan tekanan udara di paru-paru akan meningkat. Akibatnya, udara di dalam tubuh kita akan tertekan sehingga keluar dari paru-paru.
2. Alat
penghisap pada cumi-cumi
Tentakel
pada cumi-cumi memiliki alat penghisap, yang digunakan untuk menangkap
mangsanya, dengan menggunakan prinsip tekanan. Dengan perbedaan tekanan antara
air dan di permukaan alat hisap ini, akan menyebabkan gaya yang membuat mangsa
cumi-cumi sulit melepaskan diri.
3.
Serangga penghisap nektar bunga
Pada
serangga yang memakan nektar atau sari bunga, seperti kupu-kupu, menghisap
nektar ini dengan belalai, yang menarik nektr bunga ke dalam tubuh, dengan
perbedaan tekanan, mirip seperti saat mausia meminum dengan menggunakan
sedotan.
Komentar
Posting Komentar